Rabu, 10 Juni 2020

Menanti "Pesta" di Penghujung Tahun


Suhu politik di berbagai daerah di Indonesia mulai menghangat. Mesin mesin politik sudah mulai dihidupkan. Riuhnya hampir menyamai badai korona. Baliho baliho pasangan bakal calon kepala daerah mulai bertebaran di pinggir pinggir jalan.

Pemerintah telah memutuskan pilkada serentak bakal digelar Desember 2020 mendatang. Setidaknya ada 270 daerah provinsi dan kab/kota di tanah air yang bakal melakoni ritual 5 tahunan ini. 19 daerah diantaranya di Jawa Timur.

Politik dibentuk untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi yang terjadi acapkali sebaliknya. Sebab politik hanya bisa menyelesaikan beberapa persoalan saja. Selebihnya dibutuhkan nilai yang lebih tinggi.

Politik memang seksi. Godaannya amat menggiurkan sekaligus menjerumuskan. Mulai purnawirawan, profesional hingga pebisnis banyak yang tergoda masuk ke kancah politik. Meskipun politik bertentangan dengan jiwa profesional dan pebisnis. "Jiwa bisnis adalah jiwa yang harus bisa dipercaya. Harus memegang teguh komitmen. Apa yang diucapkan harus bisa dipegang," terang Dahlan Iskan

Hal yang jamak terjadi saat jelang pemilukada. Berapa tokoh sudah mulai melakukan tes ombak. Tebar pesona. Jual dagangan. Sejak dulu dagangan yang ditawarkan pancet,  tidak jauh beda: pemberantasan korupsi, kurangi pengangguran, perjuangkan hak wong cilik.

Hasilnya? Tahu sendirilah. Banyak sekali terjadi anomali pascapemilukada. Ada saja bau tak sedap usai pemilukada. Mereka yang awalnya lantang menyuarakan hak hak rakyat kecil, ternyata diam diam diketahui melakukan politik transaksional. Mereka yang awalnya getol menyuarakan pemberantasan korupsi justru malah diterkam omongannya sendiri. Di Jawa Timur, dari 38 kepala daerah kabupaten/kota, 14 diantaranya menjadi pasien Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

#PilkadaGresik
Gresik termasuk salah satu dari 19 daerah di Jawa Timur yang akan melakukan hajatan politik. Menurut Jurnalis Pwigresik pesta demokrasi ini diperkirakan bakal menyedot anggaran sekitar Rp.100 milliar untuk KPU, Bawaslu, aparat keamanan, dan kebutuhan lain.

Tahun 2010 lalu, saya menyoroti pengangguran di Gresik. Kala itu Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Gresik memprediksi pengangguran di Kota Santri naik sekitar 15 hingga 20 ribu orang per tahun. Pengangguran tersebut disebabkan terbatasnya lapangan kerja. Perbandingan kesempatan kerja dengan pencari kerja tidak seimbang.

Awal tahun 2019 angka pengangguran pun masih tergolong tinggi. Jumlah penganggurannya mencapai 30.000 orang. Ini patut mendapat  penanganan serius. Semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi pula angka kriminalitas. Kalau tidak segera mendapatkan penanganan dikhawatirkan terjadi crime of carnaval.

Sementara itu, Sabtu (1/2) lalu  siswa saya, Naura Zalfa Addintama (SMAN 1 Gresik) melakukan presentasi di Gedung DPRD Gresik dalam rangka  kompetisi literasi pelajar tingkat SMA sederajat yang digelar PWI Gresik.

Lewat presentasinya, Naura--sapaan akrabnya-- berharap, ke depan Gresik dipimpin oleh Bupati "ASIK" (kreAtif, optimiS, pedulI, Koordinatif) dan Melek Teknologi Buat Pariwisata Lokal Gresik Makin Asyik".

Di Gresik ada sekitar 30 destinasi wisata. Akan tetapi destinasi tersebut belum dikelola secara maksimal. Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Bupati Gresik yang akan datang. Siapa pun yang memimpin Gresik diharapkan kreAtif mengelola obyek wisata yang ada sehingga mampu menjadi magnit yang kuat bagi wisatawan

Lewat kratifitas itu, lanjut Naura, akan membuat pemerintah daerah optimiS obyek wisata Gresik semakin banyak diminati. Kalau banyak pengunjung, tentu akan mendongkarak pendapatan asli daerah. Artinya Bupati yang kreatif berpotensi menjadi daya ungkit PAD

Naura menambahkan, setiap tahun Gresik selalu kedatangan tamu rutin, yakni banjir. Salah satu penyebanya adalah kali Lamong yang tidak mampu menampung air saat musim hujan datang. Ke depan Bupati harus pedulI lingkungan. Kali Lamong itu bisa dikelola menjadi sebuah destinasi. Misalnya dengan membangun waduk yang berfungsi menyimpan air. "Waduk tersebut dilengkapi dengan sepeda air, untuk olah raga air, serta infrastruktur lainnya," imbuhnya

Masyarakat adalah unsur utama pariwisata. Oleh karena itu Bupati ke depan harus terus Koordinatif. "Artinya, Bupati harus intensif berkoordinasi dengan masyarakat guna memajukan pariwisata kabupaten Gresik," pungkasnya

Kala itu presentasi Naura dihadiri ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani (PKB) didampingi para wakil ketua Achmad Nurhamim (Golkar), Mujid Riduan (PDI-P), dan Asluchul Alif (Gerindra). Di antara mereka dikabarkan ikut ambil bagian dalam running pilkada Gresik. Andai terpilih memimpin Gresik apakah akan serius menggarap destinaai wisata Gresik. Kita tunggu saja. (**/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar