Rabu, 02 Desember 2015

Ciptakan Petis, SMAN 1 Gresik Gondol Medali Emas



Gresik, MEDIA. Berkat ketekunan dan ketelatenannya menciptakan alat penyiram automatis (Petis) berbasis android Ainurrahma dan Anggita Putri Samara berhasil membawa pulang medali emas dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia. Event tersebut digelar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai 11-16 Oktober di Airlangga Convention Center (ACC)
Dua bocah berkulit terang itu secara bergantian menuturkan kepada MEDIA, petis lahir karena banyak masyarakat  mengelola tanaman secara manual.“Pagi dan sore mereka menyiram tanaman dengan selang. Tentu ini butuh waktu lama dan tenaga ekstra. Dengan alat ini masyarakat bisa menyiram tanaman secara otomatis dan praktis, bahkan ketika ditinggal bepergian sekalipun,” harapnya.
Didampingi Jaenuri Ahmad, guru pembimbingnya, ABG berparas natural ini  menjelaskan cara kerja petis. Baterai diletakkan di kabel agar bisa mengatur sensor waktu, serta perkiraan suhu dan cahaya di sekitarnya. Dan, LCD akan menyala otomatis. Atur waktu dan durasi untuk menyiram tanaman dengan menekan tombol up/down  serta tombol yes/no untuk mengubah nilai.
Suhu dan cahaya mendung di lingkungan sekitar juga perlu diperhatikan. Misalnya, Gresik, mendung dengan suhu sekitar 25 derajat Celsius dan intesitas cahayanya sedikit, sehingga nilainya sekitar 200 (range 1 sampai 1000). Ketika ingin menyiram tanaman namun angka pada sensor suhu dan cahaya di bawah 25 derajat Celsius dan 200, otomatis petis tidak berfungsi. Petis  akan bekerja sesuai dengan aturan waktu, suhu, dan cahaya.
Petis diatur pukul 07.00, menyiram selama dua menit, suhu 25 derjat Celsius, dan cahaya 200, maka, pukul 07.00, petis akan menggetarkan filter, sehingga dapat memompa air ke atas melalui pipa, dan mendistribusikannya ke tanaman selama dua menit. Dengan adanya tiga sensor,  petis memiliki keunggulan asat ditinggal bepergian, alat ini tetap bekerja menyiram tanaman. Tenaga bisa dihemat karena petis bekerja otomatis.
.Seperti telah diberitakan, Kemdikbud menggelar Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Sebanyak 88 naskah hasil saringan dari 790 naskah penelitian yang dikirim ke panitia OPSI berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Kabupaten Gresik sukses meloloskan dua peserta yakni SMAN 1 Gresik dan SMA Muhammadiyah. Masing-masing mendapat 1 medali emas dan 1 penghargaan khusus
Menurut Purwadi Sutanto, pemenang OPSI akan dikirim ke ajang internasional. OPSI saat ini telah berafiliasi dengan dua olimpiade/perlombaan penelitian ilmiah internasional. Kedua kompetisi tersebut yaitu Internasional Sains Project Olimpiad (ISPRO) dan Intel-International Sains and Education Fair. (MEDIA, Des 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar