Gresik, MEDIA. Berkat ketekunan dan ketelatenannya
menciptakan alat penyiram automatis (Petis) berbasis android Ainurrahma dan
Anggita Putri Samara berhasil membawa pulang medali emas dalam ajang Olimpiade
Penelitian Siswa Indonesia. Event tersebut digelar oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan mulai 11-16 Oktober di Airlangga Convention Center (ACC).
Dua bocah berkulit terang itu secara
bergantian menuturkan kepada MEDIA, petis lahir karena banyak masyarakat
mengelola tanaman secara manual.“Pagi dan sore mereka menyiram tanaman dengan
selang. Tentu ini butuh waktu lama dan tenaga ekstra. Dengan alat ini
masyarakat bisa menyiram tanaman secara otomatis dan praktis, bahkan ketika ditinggal
bepergian sekalipun,” harapnya.
Didampingi Jaenuri Ahmad, guru
pembimbingnya, ABG berparas natural ini menjelaskan cara kerja petis.
Baterai diletakkan di kabel agar bisa mengatur sensor waktu, serta perkiraan
suhu dan cahaya di sekitarnya. Dan, LCD akan menyala otomatis. Atur waktu dan
durasi untuk menyiram tanaman dengan menekan tombol up/down serta tombol yes/no
untuk mengubah nilai.
Suhu dan cahaya mendung di
lingkungan sekitar juga perlu diperhatikan. Misalnya, Gresik, mendung dengan
suhu sekitar 25 derajat Celsius dan intesitas cahayanya sedikit, sehingga
nilainya sekitar 200 (range 1 sampai 1000). Ketika ingin menyiram tanaman namun
angka pada sensor suhu dan cahaya di bawah 25 derajat Celsius dan 200, otomatis
petis tidak berfungsi. Petis akan bekerja sesuai dengan aturan waktu,
suhu, dan cahaya.
Petis diatur pukul 07.00, menyiram
selama dua menit, suhu 25 derjat Celsius, dan cahaya 200, maka, pukul 07.00,
petis akan menggetarkan filter, sehingga dapat memompa air ke atas melalui
pipa, dan mendistribusikannya ke tanaman selama dua menit. Dengan adanya tiga
sensor, petis memiliki keunggulan asat ditinggal bepergian, alat ini
tetap bekerja menyiram tanaman. Tenaga bisa dihemat karena petis bekerja
otomatis.
.Seperti telah diberitakan, Kemdikbud
menggelar Olimpiade
Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Sebanyak 88 naskah hasil saringan dari 790
naskah penelitian yang dikirim ke panitia OPSI berkompetisi untuk menjadi yang
terbaik. Kabupaten Gresik sukses meloloskan dua peserta yakni SMAN 1 Gresik dan
SMA Muhammadiyah. Masing-masing mendapat 1 medali emas dan 1 penghargaan khusus
Menurut Purwadi Sutanto, pemenang OPSI akan dikirim ke ajang
internasional. OPSI saat ini telah berafiliasi dengan dua olimpiade/perlombaan
penelitian ilmiah internasional. Kedua kompetisi tersebut yaitu Internasional
Sains Project Olimpiad (ISPRO) dan Intel-International Sains and Education
Fair. (MEDIA, Des 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar