Cuaca
cukup cerah kala Jumat (29/08/2014), seluruh warga SMAN 1 Gresik boyongan ke
komplek makam Sunan Giri, kelurahan Giri kecamatan Kebomas Gresik. Di sana
mereka melakukan aksi simpati bersih-bersih. Tepat pukul 06.00 WIB seluruh
peserta didik dan guru yang berjumlah 1000 orang lebih sudah berada di halaman
parkir komplek makam anggota walisongo yang memiliki nama kecil Joko Samodra.
Aksi tersebut dipimpin langsung oleh
kepala sekolah, Suswanto. Pak Sus, -- begitu dia biasa disapa—mengatakan, aksi
yang dipimpinnya bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman membangun
kesadaran terhadap fungsi lingkungan. “ Membangun karakter peserta didik salah
satu dapat melalui revitalisasi pendidikan lingkungan hidup (PLH). Kegiatan ini
merupakan wujud dari implementasi pembelajaran PLH,” tuturnya
Realita yang menyembul ke permukaan belakangan ini,
lanjut dia, adalah kecenderungan semakin merosotnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga lingkungan. Oleh karenanya itu upaya menyelematkan generasi
mendatang dari dampak negatif lingkungan menjadi sebuah kewajiban generasi
sekarang. Solusi cerdas dan bijak menjadi sebuah langkah yang harus segera
diambil. “Terlalu mahal, bila harus membayar setiap kesalahan dan kecerobohan
terhadap lingkungan dengan sebuah bencana alam,” sambungnya.
Aksi simpati yang dilakukan anak-anak Smansa,
sebutan SMAN 1 Gresik, mendapat sambutan dari sejumlah pihak. Diantaranya
adalah Kodim 0817 Gresik yang pada saat bersamaan menggelar program karya
bhakti. Tidak hanya itu, Badan Lingkungan Hidup Gresik juga menyokong aksi
anak-anak Smansa. Ini tergambar dari dua unit truk pengangkut sampah
diluncurkan ke lokasi.
Kegiatan diawali dengan apel pagi. Usai
apel, dilanjutkan dengan kegiatan menanam sejumlah pohon oleh perwakilan camat
Kebomas, Lurah Giri, Kasdim, dan Kasek Smansa di areal parkir. Setiap pohon yang ditanam masing-masing diberi
label. Agar tidak tidak terjebak pada kegiatan seremonial sesaat, Suswanto
berjanji, pihaknya akan melakukan program tindak lanjut, menyiram dan merawat
tanaman tersebut. “ Nanti teknis perawatannya akan kami atur,’tukasnya
Pascapenanaman pohon, giliran peserta didik
melakukan kerja bhakti. Agar kegiatan berjalan efektif dan efisisien
koordinator kegiatan lapangan Slamet Sugianto menyusun peta lokasi. Mulai dari
area parkir, jalan utama menuju hingga pintu utama makam, dan area di sisi kiri
dan kanan jalan utama menjadi sasaran utama yang yang akan dibersihkan. Seluruh
rombongan belajar yang berjumlah 32 semua mendapat kavling. Mereka akan
melakukan kerja bhakti di bawah arahan wali kelasnya masing-masing “ Anak-anak
tidak perlu berebut lokasi. Kegiatan bersih-bersih dilakukan hingga pukul 08.00
WIB. Dalam waktu 90 menit harus sudah bersih. Manfaatkan waktu sebaik mungkin,”
pinta guru bertubuh tambun
Makam para wali adalah salah satu
destinasi wisata religi. Di Gresik terdapat banyak makam para wali yang ramai
dikunjungi. Setiap hari selama 24 jam tidak pernah tidur. Para peziarah
berdatangan tidak mengenal jam dan musim. Tanpa disadari terkadang para
peziarah melakukan hal-hal yang tidak berpihak kepada lingkungan. Mereka
membuang sampah secara serampangan. Bahkan ada yang melakukan aksi vandalisme,
seperti yang terdapat pada trap pertama gapura pintu masuk di makam Sunan Giri
Kegiatan diakhiri tepat pukul 08.10
WIB menit. Molor 10 menit dari waktu yang dijadwalkan. Dua truk lebih sampah
berhasil dikumpulkan. Tidak hanya sampah daun kering, Sejumlah siswa mengaku
mendapati jenis sampah yang bermacam-macam. Ada sampah sampah plastik berisi
sisa makanan nasi bungkus. “ Saya menemukan sampah berupa tas kresek berisi
popok bayi,” kata Zahir, heran. Bahkan diantara siswa ada yang kesulitan
menghapus coretan-coretan yang ada di dinding gapura di komplek makam Sunan Giri.
Banyak
diantara kita yang kesalehan ritualnya cukup membanggakan, akan tetapi kurang
diimbangi dengan kesalehan naturalnya. Mereka seakan tidak percaya bahwa bersahabat
dengan alam bisa membebaskannya dari bencana. Mereka juga seakan lupa
ketidakberpihakannya kepada lingkungan adalah perbuatan dosa kepada Tuhan. Ingat,
Abdul Munir Mulkhan (2007) menyebutkan, sumber dari bencana alam adalah karena
manusia melupakan kesalehan natural, meski kesalehan ritualnya meningkat.
Kesalehan
ritual dan kesalehan natural
Program shodaqoh makam religi Smansa ini patut
disambut secara terbuka dan diapresiasi secara positif. Ada grand design di sana, yakni memadukan
kesalehan ritual dengan kesalehan natural. Program ini juga tergolong terobosan
baru yang bersifat inspiratif karena program ini memberikan inspirasi kepada
sejumlah pihak yang untuk melakukan aksi yang berpihak kepada lingkungan.
Bagimanapun tanggung jawab menyelamatkan anak-anak dari dampuk buruk kerusakan
lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.
Selain itu, program ini juga bersifat edukatif
karena memberikan pendidikan kepada masyarakat umumnya dan para peziarah
khususnya agar selalu berpihak kepada lingkungan. Jangan pernah beranggapan
bahwa dosa membuang sampah sembarangan dosa tidak sebesar dosa judi atau zina.
Bagaimanapun berbuat tidak baik terhadap lingkungan adalah perbuatan dosa.
Tidak hanya itu, program shodaqoh makam religi juga
bersifat rekreatif-kontemplatif. Peserta kegiatan mendapat keuntungan diajak ke
tempat yang jauh, baik jauh tempatnya maupun jauh waktunya. Di sana mereka
dapat melakukan permenungan (kontemplasi) serta dialog secara imajiner mengenai
ajaran-ajarannya, pendirian-pendiriannya, serta peranannya dalam penyebaran
Islam di tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar