Rabu, 09 Desember 2015

Shodaqoh Makam Religi



           Cuaca cukup cerah kala Jumat (29/08/2014), seluruh warga SMAN 1 Gresik boyongan ke komplek makam Sunan Giri, kelurahan Giri kecamatan Kebomas Gresik. Di sana mereka melakukan aksi simpati bersih-bersih. Tepat pukul 06.00 WIB seluruh peserta didik dan guru yang berjumlah 1000 orang lebih sudah berada di halaman parkir komplek makam anggota walisongo yang memiliki nama kecil Joko Samodra.
            Aksi tersebut dipimpin langsung oleh kepala sekolah, Suswanto. Pak Sus, -- begitu dia biasa disapa—mengatakan, aksi yang dipimpinnya bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman membangun kesadaran terhadap fungsi lingkungan. “ Membangun karakter peserta didik salah satu dapat melalui revitalisasi pendidikan lingkungan hidup (PLH). Kegiatan ini merupakan wujud dari implementasi pembelajaran PLH,” tuturnya

         Realita yang menyembul ke permukaan belakangan ini, lanjut dia, adalah kecenderungan semakin merosotnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Oleh karenanya itu upaya menyelematkan generasi mendatang dari dampak negatif lingkungan menjadi sebuah kewajiban generasi sekarang. Solusi cerdas dan bijak menjadi sebuah langkah yang harus segera diambil. “Terlalu mahal, bila harus membayar setiap kesalahan dan kecerobohan terhadap lingkungan dengan sebuah bencana alam,” sambungnya.
Aksi simpati yang dilakukan anak-anak Smansa, sebutan SMAN 1 Gresik, mendapat sambutan dari sejumlah pihak. Diantaranya adalah Kodim 0817 Gresik yang pada saat bersamaan menggelar program karya bhakti. Tidak hanya itu, Badan Lingkungan Hidup Gresik juga menyokong aksi anak-anak Smansa. Ini tergambar dari dua unit truk pengangkut sampah diluncurkan ke lokasi.
            Kegiatan diawali dengan apel pagi. Usai apel, dilanjutkan dengan kegiatan menanam sejumlah pohon oleh perwakilan camat Kebomas, Lurah Giri, Kasdim, dan Kasek Smansa di areal parkir.  Setiap pohon yang ditanam masing-masing diberi label. Agar tidak tidak terjebak pada kegiatan seremonial sesaat, Suswanto berjanji, pihaknya akan melakukan program tindak lanjut, menyiram dan merawat tanaman tersebut. “ Nanti teknis perawatannya akan kami atur,’tukasnya
Pascapenanaman pohon, giliran peserta didik melakukan kerja bhakti. Agar kegiatan berjalan efektif dan efisisien koordinator kegiatan lapangan Slamet Sugianto menyusun peta lokasi. Mulai dari area parkir, jalan utama menuju hingga pintu utama makam, dan area di sisi kiri dan kanan jalan utama menjadi sasaran utama yang yang akan dibersihkan. Seluruh rombongan belajar yang berjumlah 32 semua mendapat kavling. Mereka akan melakukan kerja bhakti di bawah arahan wali kelasnya masing-masing “ Anak-anak tidak perlu berebut lokasi. Kegiatan bersih-bersih dilakukan hingga pukul 08.00 WIB. Dalam waktu 90 menit harus sudah bersih. Manfaatkan waktu sebaik mungkin,” pinta guru bertubuh tambun 
            Makam para wali adalah salah satu destinasi wisata religi. Di Gresik terdapat banyak makam para wali yang ramai dikunjungi. Setiap hari selama 24 jam tidak pernah tidur. Para peziarah berdatangan tidak mengenal jam dan musim. Tanpa disadari terkadang para peziarah melakukan hal-hal yang tidak berpihak kepada lingkungan. Mereka membuang sampah secara serampangan. Bahkan ada yang melakukan aksi vandalisme, seperti yang terdapat pada trap pertama gapura pintu masuk di makam Sunan Giri  
            Kegiatan diakhiri tepat pukul 08.10 WIB menit. Molor 10 menit dari waktu yang dijadwalkan. Dua truk lebih sampah berhasil dikumpulkan. Tidak hanya sampah daun kering, Sejumlah siswa mengaku mendapati jenis sampah yang bermacam-macam. Ada sampah sampah plastik berisi sisa makanan nasi bungkus. “ Saya menemukan sampah berupa tas kresek berisi popok bayi,” kata Zahir, heran. Bahkan diantara siswa ada yang kesulitan menghapus coretan-coretan yang ada di dinding gapura di komplek makam Sunan Giri.
            Banyak diantara kita yang kesalehan ritualnya cukup membanggakan, akan tetapi kurang diimbangi dengan kesalehan naturalnya. Mereka seakan tidak percaya bahwa bersahabat dengan alam bisa membebaskannya dari bencana. Mereka juga seakan lupa ketidakberpihakannya kepada lingkungan adalah perbuatan dosa kepada Tuhan. Ingat, Abdul Munir Mulkhan (2007) menyebutkan, sumber dari bencana alam adalah karena manusia melupakan kesalehan natural, meski kesalehan ritualnya meningkat.

Kesalehan ritual dan kesalehan natural
Program shodaqoh makam religi Smansa ini patut disambut secara terbuka dan diapresiasi secara positif. Ada grand design di sana, yakni memadukan kesalehan ritual dengan kesalehan natural. Program ini juga tergolong terobosan baru yang bersifat inspiratif karena program ini memberikan inspirasi kepada sejumlah pihak yang untuk melakukan aksi yang berpihak kepada lingkungan. Bagimanapun tanggung jawab menyelamatkan anak-anak dari dampuk buruk kerusakan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.
Selain itu, program ini juga bersifat edukatif karena memberikan pendidikan kepada masyarakat umumnya dan para peziarah khususnya agar selalu berpihak kepada lingkungan. Jangan pernah beranggapan bahwa dosa membuang sampah sembarangan dosa tidak sebesar dosa judi atau zina. Bagaimanapun berbuat tidak baik terhadap lingkungan adalah perbuatan dosa.
Tidak hanya itu, program shodaqoh makam religi juga bersifat rekreatif-kontemplatif. Peserta kegiatan mendapat keuntungan diajak ke tempat yang jauh, baik jauh tempatnya maupun jauh waktunya. Di sana mereka dapat melakukan permenungan (kontemplasi) serta dialog secara imajiner mengenai ajaran-ajarannya, pendirian-pendiriannya, serta peranannya dalam penyebaran Islam di tanah air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar