Minggu, 27 Desember 2015
Belajar Sejarah untuk Melawan Lupa
Buku-buku sejarah kelihatan tertata rapi
di rak perpustakaan. Fisiknya masih tampak bagus. Sepertinya tak pernah
disentuh sama sekali oleh para pengunjung. Apalagi dibaca. Setelah saya
konfirmasikan dengan petugas, ternyata benar. “Buku-buku sejarah jarang sekali
peminatnya, pak,” tukasnya dengan nada datar. Dalam catatan kami, selama dua
bulan terakhir ini tidak ada satupun pengunjung yang meminjam buku-buku sejarah,
imbuhnyanya.
Kesadaran
masyarakat terhadap sejarah bisa dibilang cukup rendah. Bagi mereka, membaca
buku sejarah seolah seperti melawan jaman. Tidak hanya itu, sejarah juga kerap
dipahami sebagai sebuah cerita masa lalu yang identik dengan dongeng penghantar
tidur. Hal ini diperburuk dengan kurang tersedianya ruang bagi mata pelajaran
sejarah di sekolah-sekolah formal. Akibatnya,upaya membangun kesadaran terhadap
pentingnya memahami sejarah menjadi terkendala.
Barangkali kita lupa,
mari kita simak sejenak peristiwa revolusi Perancis (abad 18). Negara yang diperintah
Raja Louis XVI itu mengalami krisis keuangan yang amat parah. Anggaran Negara selalu defisit, hutang negara
menumpuk. Mengapa ? Karena raja dan bangsawan hidup bergelimang kemewahan
dengan cara merampok uang rakyat.
Di negeri kita sendiri.
Pada masa demokrasi liberal (1950-1959) muncul banyak partai politik. Politik
dagang sapi sudah ada saat itu. Satu partai politik berkuasa, partai politik
yang lain berusaha untuk menjatuhkannya. Sehingga, dalam kurun waktu 9 tahun
terjadi 7 kali pergantian kabinet. Kecuali itu, persoalan hubungan pusat dan
daerah juga muncul ke permukaan kala
itu.
Barangkali kita lupa
tentang fakta di atas, sehingga di era reformasi parpol bermunculan seperti
jamur di musim penghujan. Celakanya, kuantitas organisasi politik dikedepankan,
sementara ketahanan dan efektifitas partai politik dipinggirkan. Demikian pula
hubungan pusat dan daerah. Otonomi daerah yang secara konseptual cukup bagus,
namun lemah dalam implementasinya. Dari tiga puluh delapan kewenangan pusat, 31
satu diantaranya diserahkan daerah. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu
penyebab lahirnya “raja kecil” di
daerah.
Mungkin kita juga lupa,
bahwa pada tahun 1966 Mahasiswa Universitas Indonesia dan kesatuan aksi lainnya
demo menuntut Pemerintah membubakran PKI, perbaikan ekonomi, dan membersihkan
kabinet dari unsur PKI. Tuntutan tersebut kemudian kita kenal dengan Tritura
atau tiga tuntutan rakyat. Karena lupa itulah, maka tahun 1998 terjadi demo
besar-besaran kembali terulang.
Di sekolah, guru
sejarah menjelaskan bahwa penyebab utama runtuhnya VOC adalah korupsi. Karena lupa, sejarah kembali
terulang. Korupsi terjadi secara kasat mata di berbagai sektor. Lihat saja birokrat pendidikan yang mekanisme rekrutmennya melalui fit and
proper test, non partisan dan independent, namun dalam melakukan
tugasnya justru menyisakan persoalan etik yang mengejutkan. Diam-diam mereka
ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi
Di
gedung dewan, wakil rakyat yang terhormat, yang pada saat kampanye lantang akan
memperjuangkan hak rakyat, diam-diam dilaporkan karena korupsi. Di kalangan
yudikatif, vonis palsu yang diketuk hakim dan atau jaksa nakal masih kerap
dijumpai. Sehingga menjadi hal yang tidak mengherankan bila lembaga adhyaksa
itu dicitrakan sebagai mafia peradilan yang sistemik.
Kalau kita mau belajar
sejarah, mestinya hal itu tidak perlu terjadi. Kalau kita sadar akan pentingnya
memahami sejarah, kesalahan-kesalahan tersebut tak akan terulang lagi.
Kurangnya pemahaman yang benar terhadap sejarah dengan segala dinamikanya
menggiring kita terperosok pada liang kesalahan yang sama.
Sejarah merupakan hal
yang sangat penting. Bung Karno mengingatkan kepada kita, jasmerah, jangan
sekali-kali melupakan sejarah. Dengan memahami serta memetik nilai dari
peristiwa masa lampau, maka kita dapat
menentukan sikap pada saat ini. Tindakan yang kita lakukan saat ini akan sangat
menentukan kesukseskan kita di masa mendatang. Inilah yang kerap disebut tiga
dimensi sejarah.
Sejarah memberikan sejumlah nilai yang amat berguna
bagi kehidupan manusia kini dan yang akan datang. Selain berfungsi edukatif,
inspiratif, dan rekreatif, sejarah juga berfungsi sebagai wahana melawan lupa.
Penulis-penulis kondang seperti Wayan
Sunarta, A.S. Laksana mengakui pentingnya sejarah. Sejarah selalu mengajari
kita banyak hal. “Melawan lupa adalah kewajiban kita semua. Mengenang dan
merenungi semua peristiwa yang telah terjadi adalah upaya kita memahami
sejarah,” paparnya.
Sejarah akan terus
mengalir. Berjalan, menggelinding bersamaan dengan bumi mengelilingi matahari.
Setiap warga Negara seyogianya memahami benar sejarah bangsanya sebagai jejak
masa lalu dengan segala dinamikanya. Pemahaman yang benar atas sejarah akan
melahirkan kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah inilah yang akan menuntun masyarakat
mengenal konsep diri sendiri sebagai bangsa. Ini penting karena niat dan
kreativitas untuk membangun bangsa tidak akan pernah muncul tanpa kesadaran
sejarah.
Terkecuali itu,
kesadaran sejarah akan membangkitkan syahwat seseorang untuk membangun bangsanya. Masyarakat yang tidak pernah
membaca buku sejarah maka dia tidak akan mengetahui revolusi yang pernah
menggetarkan bangsanya. Akibatnya mereka akan kesulitan menjaga momentum
pembangunan dan kemampuan kreatif bangsanya. Oleh karena itu, saat
ini merupakan momentum yang tepat untuk belajar sejarah. Caranya tidak ada
jalan lain kecuali membaca buku-buku sejarah.
Jangan takut dikatakan melawan jaman. (Radar Surabaya, Minggu 27/12/2015)
Kamis, 24 Desember 2015
RPP Sejarah Integrasi PLH Kelas XII
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 GRESIK
Jl. Arief Rahman Hakim 1 Gresik,
Jawa Timur 61111 Telp.(031) 3981887
Fax (031) 3972066
![](file:///C:\Users\PRIHAN~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Gresik
Kelas/Semester :
XII /1
Mata Pelajaran :
Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Kehidupan politik dan ekonomi pada masa Orde
Baru
Alokasi Waktu :
2 x 45 Menit ( 1 x Pertemuan )
A. Kompetensi Inti
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
|
1.1
Mengamalkan hikmah kemerdekaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.1
Mengamalkan hikmah taqarrub ayat Allah SWT yang
tercipta
sebagai tanda syukur kepada
Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
|
1.1.1
Mendoakan para pahlawan yang telah mendahului kita
1.1.1 Mengucapkan Subhanallah Alhamdulillah
sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara
|
2.1 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mempertahankan
kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
|
2.1.1
Belajar dengan rajin dan tekun untuk memperoleh bekal melanjutkan
perjuangan para pemimpin
2.1.1 Kerjasama,
tanggung jawab, cinta damai para
pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan
sehari-hari
|
2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab
dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
2.2 Berlaku jujur
dan bertanggungjawab atas sampahnya
setelah mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
|
2.2.1 Mengerjakan tugas serta
ulangan tanpa menyontek dan mengumpulkan tepat pada waktunya
2.2.2
Selalu membersihkan sampah yang ada di sekitar meja kursi setelah mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
|
2.3 Menunjukan sikap peduli dan proaktif
yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa dan negara
Indonesia.
2.3
Menunjukan sikap peduli
dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup bangsa dan negara Indonesia.
|
2.3.1 Tidak melakukan
kesalahan/pelanggaran yang sama terhadap tata tertib sekolah
2.3.1 Aktif
dalam kegiatan Jumat bersih serta giat dalam ekstrakurikuler maupun LSM
lingkungan hidup
|
3.5.
Mengevaluasi kehidupan politik dan
ekonomi bangsa Indonesia pada masa
Orde Baru.
3.5 Mengevaluasi kehidupan politik dan ekonomi serta
persoalan lingkungan hidup bangsa
Indonesia pada masa Orde Baru.
|
3.5.1 Menguraikan masa transisi 1966-1967
3.5.2
Menjelaskan latar belakang lahirnya Orde Baru
3.5.3 Menjelaskan kebijakan
ekonomi pada masa Orde Baru
3.5.4 Menjelaskan peristiwa
penting di bidang politik pada masa Orde Baru
3.5.5
Menguraikan kebijakan revolusi hijau yang dilakukan oleh Pemerintah
Orde Baru
|
4.5.
Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Orde Baru dan
menyajikannya dalam bentuk laporan
tertulis.
4.5
Melakukan penelitian
sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi serta persoalan lingkungan
hidup bangsa Indonesia pada masa Orde
Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan
tertulis.
|
4.5.1 Membuat matrik terkait kebijakan ekonomi dan
politik pada masa Orde Baru
4.5.1 Membuat artikel sepanjang 400
tentang upaya pemerintah orde baru dalam menangani kerusakan hutan
|
C. Materi Ajar
·
Menguraikan masa transisi 1966-1967
Sejak gagalnya kudeta G 30 S/PKI pada
tahun 1965 sampai awal tahun 1966, pemerintah tidak segera melaksanakan
penyelesaian politik terhadap tokoh-tokoh G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan
ketidaksabaran rakyat, karena bertentangan dengan rasa keadilan. Keadaan berlarut-larut
serta menjurus timbulnya krisis kepemimpinan nasional, mahasiswa, pemuda,
pelajar, partai-partai politik maupun organisasi massa mengutuk pemberontakan G
30 S/ PKI dan menuntut agar PKI segera dibubarkan.
Pada tanggal 25 Oktober 1965 mahasiswa Indonesia
membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Berdirinya KAMI segera
diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lain. Dalam rangka meningkatkan
kegiatannya, KAMI dan KAPPI beserta partai-partai politik dan organisasi massa
lainnya mendirikan Front Pancasila. Pada tanggal 12 Januari 1966
kesatuan-kesatuan aksi mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang disebut
Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Adapun isi Tritura adalah sebagai berikut.
1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari
unsur-unsur G 30 S/PKI
3. Turunkan harga barang atau perbaikan
ekonomi
·
Latar belakang lahirnya Orde Baru
Aksi-aksi mahasiswa
masih berjalan terus. Pada tanggal 22 Februari 1966, Presiden Sukarno
mengadakan perombakan Kabinet Dwikora dengan nama Kabinet Dwikora yang
Disempurnakan atau Kabinet Seratus Menteri. Menjelang pelantikan para menteri
Kabinet Dwikora dengan nama Kabinet Dwikora yang Disempurnakan, demonstrasi
mahasiswa semakin meningkat. pada tanggal 24 Februari 1966 pada saat pelantikan
para menteri kabinet baru, KAMI melakukan aksi mengempeskan ban-ban mobil di
jalan raya terutama di depan Istana Merdeka, sehingga lalu lintas praktis
berhenti. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan
Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim
meninggal.
Pada tanggal 25
Februari 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan
mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Rentetan demonstrasi
yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11
Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor
Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang
perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban
·
Kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan
Orde Baru
Menyusun
anggaran berimbang, melakukan reschedule terhadap pembayaran utang luar negeri,
serta mencari hutang baru. Sejalan dengan upaya diplomasi ekonomi, pada 10 Januari 1967 pemerintah
Orde Baru memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
. Dengan UU PMA, pemerintah ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa
arah kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah Orde Baru, berbeda dengan
Orde Lama.
Upaya lain
adalah menerbitkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UUPMDN) No.6 1968. Satu hal
dari UUPMDN adalah adanya klausal yang menarik yang menyebutkan bahwa dalam
penanaman modal dalam negeri, perusahaan-perusahaan Indonesia harus menguasai
51% sahamnya.
Untuk
mengefektifkan UUPMA dan UUPMDN pada tatanan pelaksanaannya, pemerintah
membentuk lembaga-lembaga yang bertugas menanganinya. Pada 19 Januari 1967,
pemerintah membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal (BPPM). Berdasarkan
Keppres no.286/1968 badan itu berubah menjadi Team Teknis Penanaman Modal
(TTPM). Pada Tahun 1973, TTPM digantikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) hingga saat ini.
·
Peristiwa-peristiwa penting pada masa Orde Baru di
bidang politik
Normalisasi
hubungan dengan Malaysia, masuk kembali menjadi anggota PBB, turut serta
mendirikan Asean dan lain-lain
D. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintific
Metode : diskusi, tanyaj
jawab, dan penugasan
Model : Problem base learning,
discovery learning
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
a.
Peserta didik memberi salam.
b.
Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas,
menyediakan media dan alat serta buku yang diperlukan)
c.
Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik
d.
Memotivasi peserta didik untuk lebih
fokus dan semangat dalam mengikuti pembelajaran
e.
Menginformasikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
f.
Menyampaikan cakupan materi secara
garis besar.
g.
Membagi peserta didik
dibagi dalam 5 kelompok
h.
Membagikan lembar kerja
tiap kelompok
|
10 menit
|
Inti
|
MENGAMATI
1.
Peserta didik mengamati
tayangan sekuel film G30S/PKI
2.
Peserta didik mengamatai
tayangan video pidato Presiden Soekarno terkait Supersemar
MENANYA
Peserta didik bertanya untuk mendapatkan
konfirmasi terkait dengan video yang telah ditayangkan. Kemudian
menuliskannya dalam lembar kerja
MENGEKSPLORASI
Peserta didik mengumpulkan informasi terkait
kehidupan politik dan ekonomi melalui buku teks serta serta website. Kemudian
menuliskannya dalam lembar kerja
MENGASOSIASI
Peserta didik melakukan analisa terhadap data
dan informasi yang didapat dari tayangan video, buku teks, maupun website
terkait dengan kehidupan politik dan ekonomi pada masa Orde Baru melalui
diskusi dengan kelompoknya
MENGOMUNIKASIKAN
Setiap kelompok dibagi menjadi dua kelompok
kecil. Satu kelompok membuat laporan melalui matrik dan kelompok satunya
membuat artikel
Peserta didik membuat laporan berupa skema
atau matrik terkait dengan
peristiwa-peristiwa politik penting di era Orde Baru.
Peserta didik membuat artikel sepanjang 250
kata terkait dengan kehidupan politik dan ekonomi pada masa ekonomi
|
70 menit
|
Penutup
|
1) Peserta
didik mengumpulkan laporan berupa matrik dan artikel peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi pada masa Orde Baru
2) Peserta
didik menjawab post tes lisan yang diberikan guru
3) Peserta didik menerima reinforcement untuk melipatgandakan motivasi
belajarnya.
4) Peserta didik memberi salam setelah guru menutup pelajaran.
|
10 menit
|
F. Penilaian Hasil Belajar
Teknik :
1) Tes programme. Penilaian
dilaksanakan selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung, termasuk pada
saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Penilaian dapat dilakukan
dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas, sikap, dan
tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan
menyampaikan pendapat, juga aspek kerja sama.
2) Post
test . Penilaian dilakukan secara lisan 5 menit menjelang pelajaran usai.
Pertanyaan dilakukan secara sampling.
Bentuk Tes
A. Tes Tertulis
1.
Sebelum memasuki era orde baru ada masa yang kerap
disebut masa transisi. Uraikan secara singkat masa transisi tersebut !
2.
Era orde baru tidak serta merta muncul begitu saja.
Akan tetapi ada beberapa peristiwa yang melatarbelakanginya. Jelaskan secara
singkat faktor yang mempercepat lahirnya orde baru!
3.
Pada masa orde lama terjadi hiperinflasi. Harga barang
naik sangat tajam sehingga daya beli masyarakat tidak mampu menjangkau. Belajar
dari sejarah orde lama, orde baru mencoba untuk melakukan rehabilitasi ekonomi.
Bagimanakah langkah langkah yang dilakukan orde baru untuk memperbaiki
perekonomian bangsa Indonesia ? Uraikan secara singkat !
4.
Pada masa demokrasi terpimpin diduga terjadi
penyelewengan terhadap pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif. Bangsa kita
lebih condong ke blok timur. Lantas bagaimana upaya pemerintah orde baru dalam
mengembalikan pelaksanaan politik luar negeri pada rel yang sebenarnya ?
Jelaskan secara singkat !
5.
Aksi Tritura yang dilakukan oleh para mahasiswa telah
memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua. Hikmah apa yang
dapat Anda petik dari peristiwa Tritura tersebut !
LEMBAR
KERJA DISKUSI
1.
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi pad masa transisi 196-1967
PERISTIWA
|
URAIAN
|
AKSI TRITURA
|
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
|
SURAT PERINTAH SEBELAS MARET
|
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
|
DUALISME KEPEMIMPINAN
SOEKARNO-SOEHARTO
|
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
|
2.
Kebijakan-kebijakan
penting pada masa Orde Barru
NO
|
KEBIJAKAN
EKONOMI
|
KEBIJAKAN
POLITIK
|
LINGKUNGAN
HIDUP
|
1.
|
|
|
|
PEDOMAN PENILAIAN
1.
Pedoman Penilaian Sikap
NO
|
NAMA
|
PENGAMATAN
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
Ket.
|
||||
Kerja sama
|
Mengkomunika
sikan pendapat
|
Toleransi
|
Keaktifan
|
Menghargai pendapat teman
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan Skor :
Masing-masing
kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
∑ Skor perolehan
![](file:///C:\Users\PRIHAN~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
Skor
Maksimal
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 :
Kurang
2. Pedoman Penilaian Kognitif
Nomor Soal
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Jml.Skor
|
%
Ketercapaian
|
Ketuntasan
|
Skor
|
10
|
12
|
6
|
12
|
10
|
|||
Bobot
|
20
|
24
|
12
|
24
|
20
|
3.
Penilaian Ketrampilan
Membuat artikel tentang upaya mengatasi kerusakan
hutan pada masa Orde Baru
NO
|
ASPEK PENILAIAN
|
SKOR
|
BOBOT
|
1
|
Ketepatan
mengumpulkan tugas
|
5
|
10
|
2
|
Orisinalitas
|
15
|
30
|
3
|
Ketrampilan
mengumpulkan/memilih kalimat
|
5
|
10
|
4
|
Ketrampilan
menyusun paragraph
|
10
|
20
|
5
|
Ketrampilam
mempresentasikan/membuat jejaring
|
15
|
30
|
SKOR/BOBOT AKHIR
|
50
|
100
|
G. Sumber Belajar
:
Alat dan Bahan : LCD
Sumber Belajar : Buku
Siswa “Sejarah Indonesia”
Buku
Sejarah lain yang relevan
Gresik, 19 November 2015
Mengetahui,
Kepala
Sekolah, Guru
Mata Pelajaran,
( Drs.
SUSWANTO, M.M. ) (PRIYANDONO, S.Pd.)
NIP.
196501011989031024 NIP.196910162005011008
Langganan:
Postingan (Atom)