Minggu, 27 Desember 2015

Bingkai Media




Belajar Sejarah untuk Melawan Lupa

Buku-buku sejarah kelihatan tertata rapi di rak perpustakaan. Fisiknya masih tampak bagus. Sepertinya tak pernah disentuh sama sekali oleh para pengunjung. Apalagi dibaca. Setelah saya konfirmasikan dengan petugas, ternyata benar. “Buku-buku sejarah jarang sekali peminatnya, pak,” tukasnya dengan nada datar. Dalam catatan kami, selama dua bulan terakhir ini tidak ada satupun pengunjung yang meminjam buku-buku sejarah, imbuhnyanya.
            Kesadaran masyarakat terhadap sejarah bisa dibilang cukup rendah. Bagi mereka, membaca buku sejarah seolah seperti melawan jaman. Tidak hanya itu, sejarah juga kerap dipahami sebagai sebuah cerita masa lalu yang identik dengan dongeng penghantar tidur. Hal ini diperburuk dengan kurang tersedianya ruang bagi mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah formal. Akibatnya,upaya membangun kesadaran terhadap pentingnya memahami sejarah menjadi terkendala.
            Disadari atau tidak, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah turut serta mengantarkan negeri ini dalam situasi karut marut. Yang kuat tanpa belas kasihan menggagahi hak-hak mereka yang lemah.
Barangkali kita lupa, mari kita simak sejenak peristiwa revolusi Perancis (abad 18). Negara yang diperintah Raja Louis XVI itu mengalami krisis keuangan yang amat parah.  Anggaran Negara selalu defisit, hutang negara menumpuk. Mengapa ? Karena raja dan bangsawan hidup bergelimang kemewahan dengan cara merampok uang rakyat.
Di negeri kita sendiri. Pada masa demokrasi liberal (1950-1959) muncul banyak partai politik. Politik dagang sapi sudah ada saat itu. Satu partai politik berkuasa, partai politik yang lain berusaha untuk menjatuhkannya. Sehingga, dalam kurun waktu 9 tahun terjadi 7 kali pergantian kabinet. Kecuali itu, persoalan hubungan pusat dan daerah juga muncul ke permukaan  kala itu.
Barangkali kita lupa tentang fakta di atas, sehingga di era reformasi parpol bermunculan seperti jamur di musim penghujan. Celakanya, kuantitas organisasi politik dikedepankan, sementara ketahanan dan efektifitas partai politik dipinggirkan. Demikian pula hubungan pusat dan daerah. Otonomi daerah yang secara konseptual cukup bagus, namun lemah dalam implementasinya. Dari tiga puluh delapan kewenangan pusat, 31 satu diantaranya diserahkan daerah. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab lahirnya  “raja kecil” di daerah.
Mungkin kita juga lupa, bahwa pada tahun 1966 Mahasiswa Universitas Indonesia dan kesatuan aksi lainnya demo menuntut Pemerintah membubakran PKI, perbaikan ekonomi, dan membersihkan kabinet dari unsur PKI. Tuntutan tersebut kemudian kita kenal dengan Tritura atau tiga tuntutan rakyat. Karena lupa itulah, maka tahun 1998 terjadi demo besar-besaran kembali terulang.
Di sekolah, guru sejarah menjelaskan bahwa penyebab utama runtuhnya VOC adalah  korupsi. Karena lupa, sejarah kembali terulang. Korupsi terjadi secara kasat mata di berbagai sektor. Lihat saja birokrat pendidikan yang mekanisme rekrutmennya melalui fit and proper test, non partisan dan independent, namun dalam melakukan tugasnya justru menyisakan persoalan etik yang mengejutkan. Diam-diam mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi
Di gedung dewan, wakil rakyat yang terhormat, yang pada saat kampanye lantang akan memperjuangkan hak rakyat, diam-diam dilaporkan karena korupsi. Di kalangan yudikatif, vonis palsu yang diketuk hakim dan atau jaksa nakal masih kerap dijumpai. Sehingga menjadi hal yang tidak mengherankan bila lembaga adhyaksa itu dicitrakan sebagai mafia peradilan yang sistemik.
Kalau kita mau belajar sejarah, mestinya hal itu tidak perlu terjadi. Kalau kita sadar akan pentingnya memahami sejarah, kesalahan-kesalahan tersebut tak akan terulang lagi. Kurangnya pemahaman yang benar terhadap sejarah dengan segala dinamikanya menggiring kita terperosok pada liang kesalahan yang sama.
Sejarah merupakan hal yang sangat penting. Bung Karno mengingatkan kepada kita, jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dengan memahami serta memetik nilai dari peristiwa masa lampau, maka  kita dapat menentukan sikap pada saat ini. Tindakan yang kita lakukan saat ini akan sangat menentukan kesukseskan kita di masa mendatang. Inilah yang kerap disebut tiga dimensi sejarah.
Sejarah  memberikan sejumlah nilai yang amat berguna bagi kehidupan manusia kini dan yang akan datang. Selain berfungsi edukatif, inspiratif, dan rekreatif, sejarah juga berfungsi sebagai wahana melawan lupa. Penulis-penulis kondang  seperti Wayan Sunarta, A.S. Laksana mengakui pentingnya sejarah. Sejarah selalu mengajari kita banyak hal. “Melawan lupa adalah kewajiban kita semua. Mengenang dan merenungi semua peristiwa yang telah terjadi adalah upaya kita memahami sejarah,” paparnya.
Sejarah akan terus mengalir. Berjalan, menggelinding bersamaan dengan bumi mengelilingi matahari. Setiap warga Negara seyogianya memahami benar sejarah bangsanya sebagai jejak masa lalu dengan segala dinamikanya. Pemahaman yang benar atas sejarah akan melahirkan kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah inilah yang akan menuntun masyarakat mengenal konsep diri sendiri sebagai bangsa. Ini penting karena niat dan kreativitas untuk membangun bangsa tidak akan pernah muncul tanpa kesadaran sejarah.
Terkecuali itu, kesadaran sejarah akan membangkitkan syahwat seseorang untuk membangun  bangsanya. Masyarakat yang tidak pernah membaca buku sejarah maka dia tidak akan mengetahui revolusi yang pernah menggetarkan bangsanya. Akibatnya mereka akan kesulitan menjaga momentum pembangunan dan kemampuan kreatif bangsanya. Oleh karena itu, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk belajar sejarah. Caranya tidak ada jalan lain kecuali membaca buku-buku sejarah.  Jangan takut dikatakan melawan jaman. (Radar Surabaya, Minggu 27/12/2015)

Kamis, 24 Desember 2015

RPP Sejarah Integrasi PLH Kelas XII



PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 GRESIK

                                   Jl. Arief Rahman Hakim 1 Gresik, Jawa Timur 61111 Telp.(031) 3981887       Fax (031) 3972066
    Website : www.smansagres.info E-mail : sma_1_gresik@yahoo.com
 


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan :         SMAN 1 Gresik
Kelas/Semester      :         XII /1
Mata Pelajaran       :         Sejarah Indonesia
Materi Pokok         :         Kehidupan politik dan ekonomi pada masa Orde Baru
Alokasi Waktu       :         2 x 45 Menit ( 1 x Pertemuan )

A.       Kompetensi Inti 
1.         Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
2.         Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.         Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.         Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.


B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1    Mengamalkan  hikmah kemerdekaan  sebagai tanda  syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.1 Mengamalkan  hikmah taqarrub ayat Allah SWT yang tercipta  sebagai tanda  syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.1.1    Mendoakan para pahlawan yang telah mendahului kita
1.1.1    Mengucapkan Subhanallah Alhamdulillah sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
2.1 Meneladani perilaku  kerjasama, tanggung jawab, cinta damai  para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.1.1    Belajar dengan rajin dan tekun untuk memperoleh bekal melanjutkan perjuangan para pemimpin
2.1.1    Kerjasama, tanggung jawab, cinta damai  para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
2.2 Berlaku jujur dan bertanggungjawab atas sampahnya  setelah mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
2.2.1    Mengerjakan tugas serta ulangan tanpa menyontek dan mengumpulkan tepat pada waktunya
2.2.2    Selalu membersihkan sampah yang ada di sekitar meja kursi setelah mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
2.3 Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara  Indonesia.
2.3  Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup bangsa dan negara  Indonesia.

2.3.1   Tidak melakukan kesalahan/pelanggaran yang sama terhadap tata tertib sekolah
2.3.1   Aktif dalam kegiatan Jumat bersih serta giat dalam ekstrakurikuler maupun LSM lingkungan hidup

3.5. Mengevaluasi  kehidupan politik dan ekonomi  bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.
3.5  Mengevaluasi  kehidupan politik dan ekonomi serta persoalan lingkungan hidup  bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.


3.5.1    Menguraikan masa transisi 1966-1967
3.5.2    Menjelaskan latar belakang lahirnya Orde Baru
3.5.3   Menjelaskan kebijakan ekonomi pada masa Orde Baru
3.5.4   Menjelaskan peristiwa penting di bidang politik pada masa Orde Baru
3.5.5   Menguraikan kebijakan revolusi hijau yang dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru
 4.5. Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi  bangsa Indonesia pada masa Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan  tertulis.
4.5     Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi serta persoalan lingkungan hidup  bangsa Indonesia pada masa Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan  tertulis.
4.5.1 Membuat matrik terkait kebijakan ekonomi dan politik pada masa Orde Baru
4.5.1 Membuat artikel sepanjang 400 tentang upaya pemerintah orde baru dalam menangani kerusakan hutan

C.      Materi Ajar
·           Menguraikan masa transisi 1966-1967
           Sejak gagalnya kudeta G 30 S/PKI pada tahun 1965 sampai awal tahun 1966, pemerintah tidak segera melaksanakan penyelesaian politik terhadap tokoh-tokoh G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran rakyat, karena bertentangan dengan rasa keadilan. Keadaan berlarut-larut serta menjurus timbulnya krisis kepemimpinan nasional, mahasiswa, pemuda, pelajar, partai-partai politik maupun organisasi massa mengutuk pemberontakan G 30 S/ PKI dan menuntut agar PKI segera dibubarkan.
                       Pada tanggal 25 Oktober 1965 mahasiswa Indonesia membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Berdirinya KAMI segera diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lain. Dalam rangka meningkatkan kegiatannya, KAMI dan KAPPI beserta partai-partai politik dan organisasi massa lainnya mendirikan Front Pancasila. Pada tanggal 12 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang disebut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Adapun isi Tritura adalah sebagai berikut.
           1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
           2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur G 30 S/PKI
           3. Turunkan harga barang atau perbaikan ekonomi

·           Latar belakang lahirnya Orde Baru
                   Aksi-aksi mahasiswa masih berjalan terus. Pada tanggal 22 Februari 1966, Presiden Sukarno mengadakan perombakan Kabinet Dwikora dengan nama Kabinet Dwikora yang Disempurnakan atau Kabinet Seratus Menteri. Menjelang pelantikan para menteri Kabinet Dwikora dengan nama Kabinet Dwikora yang Disempurnakan, demonstrasi mahasiswa semakin meningkat. pada tanggal 24 Februari 1966 pada saat pelantikan para menteri kabinet baru, KAMI melakukan aksi mengempeskan ban-ban mobil di jalan raya terutama di depan Istana Merdeka, sehingga lalu lintas praktis berhenti. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim meninggal.
           Pada tanggal 25 Februari 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban

·           Kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan Orde Baru
Menyusun anggaran berimbang, melakukan reschedule terhadap pembayaran utang luar negeri, serta mencari hutang baru. Sejalan dengan upaya diplomasi ekonomi, pada 10 Januari 1967 pemerintah Orde Baru memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) . Dengan UU PMA, pemerintah ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa arah kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah Orde Baru, berbeda dengan Orde Lama.
Upaya lain adalah menerbitkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UUPMDN) No.6 1968. Satu hal dari UUPMDN adalah adanya klausal yang menarik yang menyebutkan bahwa dalam penanaman modal dalam negeri, perusahaan-perusahaan Indonesia harus menguasai 51% sahamnya.
          Untuk mengefektifkan UUPMA dan UUPMDN pada tatanan pelaksanaannya, pemerintah membentuk lembaga-lembaga yang bertugas menanganinya. Pada 19 Januari 1967, pemerintah membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal (BPPM). Berdasarkan Keppres no.286/1968 badan itu berubah menjadi Team Teknis Penanaman Modal (TTPM). Pada Tahun 1973, TTPM digantikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga saat ini.

·           Peristiwa-peristiwa penting pada masa Orde Baru di bidang politik
Normalisasi hubungan dengan Malaysia, masuk kembali menjadi anggota PBB, turut serta mendirikan Asean dan lain-lain

D.      Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan          : Saintific
Metode                 : diskusi, tanyaj jawab, dan penugasan
Model                   : Problem base learning, discovery learning
E.       Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu
Pendahuluan
a.       Peserta didik  memberi salam.
b.      Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku yang diperlukan)
c.       Memantau kehadiran  dengan mengabsen peserta didik
d.      Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus dan semangat dalam mengikuti pembelajaran 
e.       Menginformasikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
f.       Menyampaikan cakupan materi secara garis besar.
g.      Membagi peserta didik dibagi dalam 5 kelompok
h.      Membagikan lembar kerja tiap kelompok
10 menit
Inti
MENGAMATI
1.      Peserta didik mengamati tayangan sekuel film G30S/PKI
2.      Peserta didik mengamatai tayangan video pidato Presiden Soekarno terkait Supersemar

MENANYA
Peserta didik bertanya untuk mendapatkan konfirmasi terkait dengan video yang telah ditayangkan. Kemudian menuliskannya dalam lembar kerja

MENGEKSPLORASI
Peserta didik mengumpulkan informasi terkait kehidupan politik dan ekonomi melalui buku teks serta serta website. Kemudian menuliskannya dalam lembar kerja

MENGASOSIASI
Peserta didik melakukan analisa terhadap data dan informasi yang didapat dari tayangan video, buku teks, maupun website terkait dengan kehidupan politik dan ekonomi pada masa Orde Baru melalui diskusi dengan kelompoknya

MENGOMUNIKASIKAN
Setiap kelompok dibagi menjadi dua kelompok kecil. Satu kelompok membuat laporan melalui matrik dan kelompok satunya membuat artikel
Peserta didik membuat laporan berupa skema atau matrik  terkait dengan peristiwa-peristiwa politik penting di era Orde Baru.
Peserta didik membuat artikel sepanjang 250 kata terkait dengan kehidupan politik dan ekonomi pada masa ekonomi
70 menit
Penutup
1)      Peserta didik mengumpulkan laporan berupa matrik dan artikel peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi pada masa Orde Baru
2)      Peserta didik menjawab post tes lisan yang diberikan guru
3)      Peserta didik menerima reinforcement untuk melipatgandakan motivasi belajarnya.
4)      Peserta didik memberi salam setelah guru menutup pelajaran.
10 menit

F.       Penilaian Hasil Belajar
Teknik     :
1) Tes programme. Penilaian dilaksanakan selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas, sikap, dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan menyampaikan pendapat, juga aspek kerja sama.
 2)   Post test . Penilaian dilakukan secara lisan 5 menit menjelang pelajaran usai. Pertanyaan dilakukan secara sampling.

Bentuk Tes
A.    Tes Tertulis
1.      Sebelum memasuki era orde baru ada masa yang kerap disebut masa transisi. Uraikan secara singkat masa transisi tersebut !
2.      Era orde baru tidak serta merta muncul begitu saja. Akan tetapi ada beberapa peristiwa yang melatarbelakanginya. Jelaskan secara singkat faktor yang mempercepat lahirnya orde baru!
3.      Pada masa orde lama terjadi hiperinflasi. Harga barang naik sangat tajam sehingga daya beli masyarakat tidak mampu menjangkau. Belajar dari sejarah orde lama, orde baru mencoba untuk melakukan rehabilitasi ekonomi. Bagimanakah langkah langkah yang dilakukan orde baru untuk memperbaiki perekonomian bangsa Indonesia ? Uraikan secara singkat !
4.      Pada masa demokrasi terpimpin diduga terjadi penyelewengan terhadap pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif. Bangsa kita lebih condong ke blok timur. Lantas bagaimana upaya pemerintah orde baru dalam mengembalikan pelaksanaan politik luar negeri pada rel yang sebenarnya ? Jelaskan secara singkat !
5.      Aksi Tritura yang dilakukan oleh para mahasiswa telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua. Hikmah apa yang dapat Anda petik dari peristiwa Tritura tersebut !

LEMBAR KERJA DISKUSI

1.               Peristiwa-peristiwa yang terjadi pad masa transisi 196-1967
PERISTIWA
URAIAN
AKSI TRITURA
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
SURAT PERINTAH SEBELAS MARET
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
DUALISME KEPEMIMPINAN SOEKARNO-SOEHARTO
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

2.               Kebijakan-kebijakan penting pada masa Orde Barru
NO
KEBIJAKAN EKONOMI
KEBIJAKAN POLITIK
LINGKUNGAN HIDUP
1.








PEDOMAN PENILAIAN

1.      Pedoman Penilaian Sikap
NO
NAMA
PENGAMATAN
Jumlah
Skor
Nilai
    Ket.
Kerja sama
Mengkomunika
sikan pendapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat teman
1









2









3









4









5









6










Keterangan Skor :                                    
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4             = Baik Sekali
3             = Baik
2             = Cukup
1             = Kurang
                     Skor perolehan
Nilai     =                                         X  100
                                    Skor Maksimal                                    
         Kriteria Nilai
A =   80 – 100    :  Baik Sekali     
B =   70 – 79      :  Baik
C =   60 – 69      :  Cukup
D =   ‹ 60            : Kurang



2.      Pedoman Penilaian Kognitif

Nomor Soal
1
2
3
4
5
Jml.Skor
% Ketercapaian
Ketuntasan
Skor
10
12
6
12
10
Bobot
20
24
12
24
20


3.      Penilaian Ketrampilan
Membuat artikel tentang upaya mengatasi kerusakan hutan pada masa Orde Baru

NO
ASPEK PENILAIAN
SKOR
BOBOT
1
Ketepatan mengumpulkan tugas
5
10
2
Orisinalitas
15
30
3
Ketrampilan mengumpulkan/memilih kalimat
5
10
4
Ketrampilan menyusun paragraph
10
20
5
Ketrampilam mempresentasikan/membuat jejaring
15
30
SKOR/BOBOT AKHIR
50
100

G.      Sumber Belajar :
Alat dan Bahan  :        LCD
Sumber Belajar  :         Buku Siswa “Sejarah Indonesia”
                                Buku Sejarah lain yang relevan



Gresik,  19 November 2015
Mengetahui,                                                                                                   
Kepala Sekolah,                                                                      Guru Mata Pelajaran,



( Drs. SUSWANTO, M.M. )                                             (PRIYANDONO, S.Pd.)
NIP. 196501011989031024                                             NIP.196910162005011008