Sabtu, 02 Mei 2020

Dialog Imajiner dengan Kihajar Dewantara

Ki, saat saya berada di tempat peristirahatanmu. Di tempat yang suatu saat orang- orang juga akan menjadi bagian dari batu nisan - batu nisan itu, aku semakin jelas melihat baktimu. Kau tak kenal lelah. Setiap tetes keringatmu demi  mencerdaskan anak- anak bangsa.

Ki, di tempat tidur panjangmu bersama dengan bunga bangsa yang lain, aku tertunduk haru lalu mengheningkan cipta.  Mengingat jasa - jasamu mengangkat derajat negeri ini.

Aku merindukan sosok sepertimu Ki. Sosok yang ing ngarsa sing tuladha, ingat madya mangun karsa, Tutwuri Handayani. 

Saat ini mencari sosok seperti itu sangat susah Ki. Seperti mencari jarum yang jatuh di tengah hijau rerumputan. Yang banyak justru malah ing ngarsa ngumbar angkara. Ing madya  numpuk harta (mengumpulkan harta). Tutwuri melu ngadhahi.

Yang berada di depan tidak memberikan teladan yang baik. Sewenang-wenang. Adigang adigung adiguna. Kasih sayang yang diberikan Tuhan dibiarkan begitu saja. Yang kuat tanpa belas kasihan mengangkangi hak hak wong cilik.

Yang di tengah tidak memberikan dorongan positif. Bekerja dan berkarya lebih baik. Tapi diam diam malah mengumpulkan pundi pundi kekayaan. Amanah yang diberikan Tuhan dikhianati, apapun uang ada di sekitanya dilahap. Persis seperti api yang berkobar.

Sementara yang di belangkang tidak mau tutwuri handayani. Justru malah nyrimpeti. Diam-diam malah melu ngadahi. Ikut menerima dum duman. Kalau tidak dapat bagian atau bagiannya kurang, berteriak seperti harimau kelaparan. Nanti kalau sudah bagiannya cukup, diam. Anteng. Seperti harimau yang sedang tidur. Bahkan suatu saat harimau itu tidak hanya makan daging tapi juga doyan tahu.

Mereka pada bertengkar dengan kawannya sendiri Ki. Saling asih asah asuh yang dulu kau ajarkan semakin terpinggirkan. Yang dilakukan masih sebatas artifisial. Seolah-olah memperjuangkan ternyata memanfaatkan. Seolah-olah mengajak ternyata mendepak. Seolah-olah merangkul ternyata memukul. Seolah-olah berbagi ternyata korupsi.

Untukmu Suwardi Suryaningrat segala hormat kupersembahkan. Segenap  cinta kuhaturkan. Sejumlah doa doa  terbaik kupanjatkan. Maafkan karena telah mengganggu tidur panjangmu.

Selamat hari pendidikan nasional 2020. Semoga lewat pendidikan lahir pribadi pribadi yang deawasa dan berkarakter. Pribadi pribadi yang paham benar perjalanan sejarah bangsanya. Bukan penjahat penjahat yang cerdas.

Tetap semangat di tengah pandemi covid-19. Berkarya meraih berkah di tengah wabah. (**/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar